Otoritas Malaysia mengusir dua kapal yang berlabuh di perairan Malaysia, sekitar dua mil laut (3,7 kilometer) barat daya resor utara Langkawi, pada Jumat (3/1). Dalam kapal-kapal tersebut, terdapat sekitar 300 migran tak berdokumen dari Myanmar.
Tindakan yang Diambil
-
Bantuan yang Diberikan: Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA) menyediakan bantuan berupa makanan dan air minum bersih sebelum mengusir kapal-kapal tersebut ke perbatasan laut nasional untuk melanjutkan perjalanan, seperti yang disampaikan oleh Direktur Jenderal MMEA, Mohd Rosli Abdullah.
-
Kerjasama dengan Thailand: MMEA bekerja sama dengan pihak berwenang Thailand untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai pergerakan kapal-kapal tersebut.
Kasus Lainnya
Pada hari yang sama, polisi Malaysia menahan hampir 200 migran Rohingya dari Myanmar setelah kapal mereka melarikan diri di Langkawi. Mayoritas pengungsi Rohingya mengalami penganiayaan di negaranya yang mayoritas beragama Buddha, dan banyak dari mereka melarikan diri ke Malaysia, sebagian ke kamp pengungsi di Bangladesh.
Perjalanan Mereka
Migran ini melakukan perjalanan laut selama berbulan-bulan untuk tiba di Malaysia, sering menyelinap melalui perbatasan dengan Thailand. Jika tertangkap, mereka biasanya dikirim ke pusat penahanan yang dikeluhkan oleh kelompok hak asasi manusia sebagai penuh sesak dan kotor.